Amalan yang Dianjurkan Selama Berpuasa Ramadhan

Amalan terpenting di bulan Ramadhan adalah berpuasa. Namun selain berpuasa, ada amalan-amalan utama yang harus dilakukan selama Ramadhan agar kita mendapatkan manfaat. Sebab bulan suci Ramadhan terdapat kebaikan punya nilai pahala lebih serta berlipat ganda.

Pada bulan tersebut terdapat amalan-amalan sunnah yang tidak terdapat pada bulan lainnya. Maka dari itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan bulan Ramadhan ini, mari kita gunakan untuk berlomba-lomba mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.

Dalam buku yang berjudul “Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan” yang diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Buku “saku” setidaknya ada 6 amalan-amalan yang dianjurkan selama berpuasa.

Pertama, mengerjakan Qiyamul-Lail (Shalat Tarawih). Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ آَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُهُمْ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. -رواه الشيخان-.

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para shahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Pelaksanaan Qiyamu Ramadan (Shalat Tarawih)

Pada dasarnya Qiyamu Ramadan, shalat tahajjud, shalat witir, adalah sama. Qiyamu Ramadan sebaiknya dikerjakan secara berjama’ah baik di masjid, mushalla, ataupun di rumah dan dapat pula dikerjakan sendiri-sendiri. Dengan demikian jumlah raka’at Qiyamu Ramadan adalah 11 rakaa’at . Hal ini didasarkan pada hadist riwayat Abi Salamah bin Abdirrahman ketika beliau bertanya pada Aisyah (Istri Rasullah).

كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ ؟ قَالَتْ : ” مَا كَانَ الرسول الله ص.م يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا. ( رواه البخاري)

Artinya: Bagaimana shalatnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan? Aisyiyah menjawab: Tidaklah Rasulullah saw. menambah baik di bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan lebih dari sebelas raka’at. Beliau shalat empat raka’at maka janganlah kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau shalat empat raka’at, maka janganlah kamu tanyakan bagus dan lamanya, kemudian beliau mengerjakan shalat tiga raka’at (HR al-Bukhari)

Kedua, mengakhirkan makan di waktu sahur. Dasarnya adalah hadits Nabi saw:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ آُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِيْ أَهْلِيْ ثُمَّ تَكُوْنُ سُرْعَتِيْ أَنْ أُدْرِكَ السُّجُوْدَ مَعَ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – رواه البخاري ، آتاب الصيام ، باب تأخير السحور- .

Artinya: Dari Sahl Ibnu Sa‘ad RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya makan sahur di keluarga saya, kemudian saya berangkat terburu-buru sehingga saya mendapatkan sujud (pada shalat subuh) bersama Rasulullah saw [HR al-Bukhari, dalam Kitab ash-Shiyam Bab Ta’khir as-Sakhr].

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ قَالَ رَسٍوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَزَالُ أُمَّتِيْ بِخَيْرٍ ماَ عَجَّلُوْا اْلإِفْطَارَ وَأَخَّرُوْا السَّحُوْرَ -رواه أحمد-

Artinya: “Dari Abu Dzarr (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan menta’khirkan sahur” [HR Ahmad].

Ketiga, menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib (ta‘jil). Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad SAW:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ. -متفق عليه-.

Artinya: “Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw bersabda: Orang akan selalu baik (sehat) apabila segera berbuka.” [Muttafaq ‘Alaih].

Keempat, berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang menunjukkan kepada rasa syukur kepada Allah SWT. Misalnya do’a: Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah Hal ini diterangkan dalam hadis-hadis berikut:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ آَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. -رواه أبو داود-.

Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah SAW berbuka, beliau berdoa: Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatil ajru insya Allah (Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala)” -HR. Abu Dawud-.

Kelima, memperbanyak shadaqah dan mempelajari/membaca Al-Qur’an.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ آَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَآَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ فِي آُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ. -متفق عليه-.

Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” [Muttafaq ‘Alaih].

Keenam, mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW.

عَنْ بْنِ عُمَرَ قَالَ آَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. -متفق عليه-.

Artinya: “Dari Ibnu Umar RA. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan.” [Muttafaq ‘Alaih].

Demikian, amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadhan. semoga Allah SWT memberi taufik dan hidayah kepada kita agar kita mampu untuk melakukan amalan-amalan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Rakorda MPI Klaten Mewujudkan Sinergitas Lintas Lembaga di Muhammadiyah
Next post Bedakah antara Qiyam Ramadan dan Salat Tarawih?